Senin, 24 Januari 2011

Kala Malam Itu


Aku menutup bukuku, kusudahi belajar malam ini. Sepertinya perutku sudah merengek-rengek minta diisi. Aku berjalan menuju dapur kulihat ada sambal, telur mata sapi, dan tumis kangkung di meja. Langsung saja aku mengambil piring beserta nasi dan lauk pauk. Aku makan dengan lahapnya. Tetapi aku mendengar ada rengekkan seperti biasa dari dapur. Aku berusaha untuk tidak mempedulikan rengekkan itu dan melanjutkan makan.Perutku yang kosong tadi pun telah terisi kembali. Selesai makan malam, aku membuka laptop kesanganku dan mulai menulis.

Aku memang menikmati saat aku menulis, yah walaupun tidak bisa dibilang aku suka, tapi aku cukup menikmatinya. Karena dengan menulis aku bisa mencurahkan semua perasaanku. Dengan menulis aku merasa seperti apa yang mengganjal di hati ini tertumpahkan dengan sendirinya. Ya, dengan menulis aku merasa cukup bahagia. Mungkin, dulu seperti kebanyakan orang, aku pernah berpikir menulis itu membosankan, tidak asik, sulit dan hanya membuang-buang waktu. Namun, aku sadar persepsi seperti itu muncul karena aku belum mencoba, juga karena aku tak berusaha menikmatinya.

Persepsi seperti itu lenyap perlahan ketika aku mulai membuat blog pribadi-ku. Awalnya, aku pun tak berniat untuk membuatnya. Tetapi, entah mengapa saat melihat saudara kembarku dan teman-temanku mulai menulis di blog pribadi-nya, aku pun juga ingin mencobanya. Dan dari situlah awal mula aku merasa senang menulis. Karena dengan sarana itulah aku belajar untuk menumpahkan segala yang terpenjara diotakku. Selain itu, menulis juga begitu berguna untuk mengingat kejadian-kejadian yang perlu diabadikan. Mengingat semakin bertambahnya umur, kemampuan memori otak manusia pun berkurang pula. Bukankah sayang jika ada pengalaman mengesankan, mengembirkan ataupun penuh hikmah terlewat begitu saja? Lagipula ada salah satu kata mutiara bilang : “Pengalaman adalah guru terbaik”.

Sayangnya, akhir-akhir ini aku sudah mulai jarang bisa menyisihkan sebagian waktuku untuk sekedar menulis kejadian dalam hidupku. Sebenarnya, ingin kutuangkan lagi tetes-tetes kata dalam dinginnya udara yang bercampur gas karbon monoksida. Tapi sekolah, tugas,ujian demi ujian, les ataupun aktivitas lainnya di sekolah menengah atas ini cukup menyita habis waktuku, dan mungkin juga otak dan tenagaku. Walaupun begitu, jika ada waktu luang aku menyempatkan untuk mengisi blog-ku. Selesai menulis di blog pribadi-ku, kaki ini mengajakku kebagian ruang tamu. Mataku melihat kearah teras depan, tepatnya dibagian ayunan. Ingatanku langsung tertuju pada tiga tahun yang lalu. Dulu, ketika malam tiba aku , saudaraku dan kadang juga sepupu-sepupuku suka menghabiskan waktu disini bersama nenek. Baik hanya untuk melihat bintang ataupun bercerita tentang apa saja. Namun sekarang, itu hanyalah sebuah kenangan, kenangan indah bersama nenek yang kuingin akan tetap selalu melekat di otak ini.

Masa lalu dan kenangan. Selalu ada getar aneh menyelimuti diri untuk mengingat lagi yang telah lalu. Apapun itu bagiku bagai mimpi dan misteri yang bergentayangan di otak, mirip fantasi yang terpatri dibatasi ruang dan waktu. Saat ini akan menjadi masalalu pada dua, tiga, satu, atau empat puluh tahun lagi, bahkan satu detik yang baru saja terlewatkan tak kan bisa terganti dan terulang. Sedangkan kenangan. Terbuat dari apakah kenangan itu? Kenangan itu seperti diciptakan kembali oleh waktu, membuat masa lalu tidak pernah berlalu.

Namun kini, aku sudah jarang melihat bintang, seperti dia mulai malu-malu untuk menampakkan keindahannya. Bahkan langitpun terlihat selalu hitam, sepertinya langitpun enggan diterangi oleh bintang karena bumi dengan begitu sombongnya menggantikan cahaya-cahaya dilangit sana. Kota telah menjadi begitu gemerlapan oleh lampu-lampunya sehingga batas antara bumi dan langit seakan lenyap. Cahaya bintang tersamarkan oleh megahnya gemintang kota.

Aku pun melangkahkan kaki kembali ke kamar, sepertinya mataku sudah tidak kuat untuk terus selalu terbuka. Dia menyuruhku istirahat dengan memberatkan penglihatanku. Begitu Allah menyayangi kita sampai untuk istirahatpun Allah mengingatkan, agar esok kita tidak mengantuk dan dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Perlahan mata ini terpejamkan seraya mulut ini melafazkan sebuah do’a. Bismikallahumma ahya wa bismika amud. Amin.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar