Selasa, 25 Januari 2011

When You Say


"I can't solve it" God tells you "I will direct you"

"It's impossible" God tells you "Everything is possible"

"I feel all alone" God tells you "Never will I leave you, never will I forsake you"

"I can't do it" God tells you "I will help you"

"I don't deserve forgiveness" God tells you "I have forgiven you"

"I am afraid" God tells you "Do not fear for I am with you. I strengthen you up"

"I am tired" God tells you "Come to me, all you who are weary and burdened and I will give you rest"

"No ones really loves me" God tells you "I love you"

"I don't know how to go on" God tells you "I will show you the way"

and when you want to know everything else that God wants to tell you read the Qur'an


ps : i got it from bulletin board contest last saturday. hope it will help you as much as it help me and i'm just sharing, not teaching.




 

Senin, 24 Januari 2011

Kala Malam Itu


Aku menutup bukuku, kusudahi belajar malam ini. Sepertinya perutku sudah merengek-rengek minta diisi. Aku berjalan menuju dapur kulihat ada sambal, telur mata sapi, dan tumis kangkung di meja. Langsung saja aku mengambil piring beserta nasi dan lauk pauk. Aku makan dengan lahapnya. Tetapi aku mendengar ada rengekkan seperti biasa dari dapur. Aku berusaha untuk tidak mempedulikan rengekkan itu dan melanjutkan makan.Perutku yang kosong tadi pun telah terisi kembali. Selesai makan malam, aku membuka laptop kesanganku dan mulai menulis.

Aku memang menikmati saat aku menulis, yah walaupun tidak bisa dibilang aku suka, tapi aku cukup menikmatinya. Karena dengan menulis aku bisa mencurahkan semua perasaanku. Dengan menulis aku merasa seperti apa yang mengganjal di hati ini tertumpahkan dengan sendirinya. Ya, dengan menulis aku merasa cukup bahagia. Mungkin, dulu seperti kebanyakan orang, aku pernah berpikir menulis itu membosankan, tidak asik, sulit dan hanya membuang-buang waktu. Namun, aku sadar persepsi seperti itu muncul karena aku belum mencoba, juga karena aku tak berusaha menikmatinya.

Persepsi seperti itu lenyap perlahan ketika aku mulai membuat blog pribadi-ku. Awalnya, aku pun tak berniat untuk membuatnya. Tetapi, entah mengapa saat melihat saudara kembarku dan teman-temanku mulai menulis di blog pribadi-nya, aku pun juga ingin mencobanya. Dan dari situlah awal mula aku merasa senang menulis. Karena dengan sarana itulah aku belajar untuk menumpahkan segala yang terpenjara diotakku. Selain itu, menulis juga begitu berguna untuk mengingat kejadian-kejadian yang perlu diabadikan. Mengingat semakin bertambahnya umur, kemampuan memori otak manusia pun berkurang pula. Bukankah sayang jika ada pengalaman mengesankan, mengembirkan ataupun penuh hikmah terlewat begitu saja? Lagipula ada salah satu kata mutiara bilang : “Pengalaman adalah guru terbaik”.

Sayangnya, akhir-akhir ini aku sudah mulai jarang bisa menyisihkan sebagian waktuku untuk sekedar menulis kejadian dalam hidupku. Sebenarnya, ingin kutuangkan lagi tetes-tetes kata dalam dinginnya udara yang bercampur gas karbon monoksida. Tapi sekolah, tugas,ujian demi ujian, les ataupun aktivitas lainnya di sekolah menengah atas ini cukup menyita habis waktuku, dan mungkin juga otak dan tenagaku. Walaupun begitu, jika ada waktu luang aku menyempatkan untuk mengisi blog-ku. Selesai menulis di blog pribadi-ku, kaki ini mengajakku kebagian ruang tamu. Mataku melihat kearah teras depan, tepatnya dibagian ayunan. Ingatanku langsung tertuju pada tiga tahun yang lalu. Dulu, ketika malam tiba aku , saudaraku dan kadang juga sepupu-sepupuku suka menghabiskan waktu disini bersama nenek. Baik hanya untuk melihat bintang ataupun bercerita tentang apa saja. Namun sekarang, itu hanyalah sebuah kenangan, kenangan indah bersama nenek yang kuingin akan tetap selalu melekat di otak ini.

Masa lalu dan kenangan. Selalu ada getar aneh menyelimuti diri untuk mengingat lagi yang telah lalu. Apapun itu bagiku bagai mimpi dan misteri yang bergentayangan di otak, mirip fantasi yang terpatri dibatasi ruang dan waktu. Saat ini akan menjadi masalalu pada dua, tiga, satu, atau empat puluh tahun lagi, bahkan satu detik yang baru saja terlewatkan tak kan bisa terganti dan terulang. Sedangkan kenangan. Terbuat dari apakah kenangan itu? Kenangan itu seperti diciptakan kembali oleh waktu, membuat masa lalu tidak pernah berlalu.

Namun kini, aku sudah jarang melihat bintang, seperti dia mulai malu-malu untuk menampakkan keindahannya. Bahkan langitpun terlihat selalu hitam, sepertinya langitpun enggan diterangi oleh bintang karena bumi dengan begitu sombongnya menggantikan cahaya-cahaya dilangit sana. Kota telah menjadi begitu gemerlapan oleh lampu-lampunya sehingga batas antara bumi dan langit seakan lenyap. Cahaya bintang tersamarkan oleh megahnya gemintang kota.

Aku pun melangkahkan kaki kembali ke kamar, sepertinya mataku sudah tidak kuat untuk terus selalu terbuka. Dia menyuruhku istirahat dengan memberatkan penglihatanku. Begitu Allah menyayangi kita sampai untuk istirahatpun Allah mengingatkan, agar esok kita tidak mengantuk dan dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Perlahan mata ini terpejamkan seraya mulut ini melafazkan sebuah do’a. Bismikallahumma ahya wa bismika amud. Amin.




Kamis, 06 Januari 2011

Salamku



Sampaikan salamku pada bulan,
yang bersembunyi dibalik awan,
yang malu-malu memberikan kelembutan
Sampaikan salamku pada hujan,
waktu gemericiknya menghapus kepenatan

          Sampaikan salamku pada matahari,
          yang belakangan lebih sering bersembunyi
          Sampaikan salamku pada pelangi,
          yang datangnya saat hujan pergi,
          yang t'lah lama tak menghampiri

Sampaikan salamku padanya,
pada burung yang berkicau,
pada gunung yang menjulang,
pada bumi yang terbentang

          Sampaikan salamku,
          salamku pada alam yang bertasbih


ps : this poem was made when my homeroom teacher would like to take the value of Bahasa Indonesia lesson :p




Derita Saudaraku, Deritaku juga

Surat kecil ini saya temukan saat sedang asik merapikan rak belajar, saya mendapatkannya saat saya masih duduk di kelas 8 smp, waktu itu saya masih bergabung di club sastra sekolah saya. Saya harap dengan membaca surat ini teman-teman dapat terbuka hatinya, tergugah batinnya, termenung karenanya dan bersyukur atas apa yang  telah teman miliki saat ini. Inilah isi suratnya :

                                                                                           Palembang, 07 Januari 2009
                                                                                           Umat Muslim
                                                                                           Di dunia.

Assalamu'alaikum wr. wb.
Tulisan ini telah tertata rapi dalam hati, kini kucoba untuk memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang terdesak dalam hati. Perkembangan dunia di zaman modern ini semakin dapat dirasakan enak daripada zaman-zaman sebelumnya. Dan mungkin keadaan kehidupan manusia di zaman sekarang sudah dapat digambarkan dengan pasti. Namun itu semua tak pernah lepas dari campur tangan sang Khalid yaitu Allah swt., seperti yang kita tahu bahwa Allah akan menolong umatnya selagi umat itu masih menolong saudaranya. Dan rasanya kalimat itu bukannya menjadi pesan permanen yang akan selalu diingat oleh setiap umat manusia di muka bumi, malah itu bisa dirubah menjadi tindakan kejam dan pahit yang disebabkan sikap individualisme.

Dengan berkembangnya kemajuan dunia, semakin bertambah pula penderitaan manusia, yang lebih menyedihkannya lagi yang banyak menderita adalah orang-orang yang tak bersalah. Mungkin itu semua disebabkan oleh keegoisan dan sikap individual dan keserakahan makhluk Tuhan yang tak memikirkan dampak dari apa yang telah diperbuat. Dan dalam hal ini mana ada yang mau rela bertanggung jawab, malah saling menyalahkan dan timbul fitnah-fitnah yang sungguh urka di mata Allah.

Coba kita liat saudara kita di Palestina. Mungkin kita di Indonesia dapat mendengar lantunan lagu yang indah. Namun mungkin saja telinga mereka diperdengarkan terus dengan dentuman senjata yang membuat mereka seolah-olah akan kehilanga dunia. Mungkin di Indonesia kita dapat menikmati hidangan makanan yang lezat, tapi apa? Mungkin saudara-saudara kita hampir mati kelaparan. Kita di Indonesia masih bisa tertawa dan bersenang-senang. Sedangkan saudara kita di Palestina terus menangis dan sungguh menderita. Di Negara kita tercinta kita bisa masih bisa menikmati anugerah kehidupan. Tapi apa yang dirasakan saudara-saudara kita disana? Mereka seakan-akan beradda diujung kematian.

Karena keserakahan semua makhluk Tuhan yang selalu ingin lebih dan tidak merasa cukup dengan apa yang telah diberikan. Semua masalah itu terjadi karena terlalu keserakahan makhluk Allah untuk memiliki tambang minyak yang dimiliki Palestina. Sehingga terjadilah kesalahpahaman antar mereka. Sebenarnya masih ada jalan keluar untuk itu semua. Contohnya bagi hasil ataupun bekerja sama. Seharusnya itu semua harus difikirkan secara logis bukan malah dengan emosi yang tinggi.

Dimana hati nurani makhluk Tuhan yang pada dasarnya semua ingin menjadi kekasih Allah? Apakah ini pantas disebut orang-orang yang menjadi kekasih Allah kelak? Yag ditimbulkan hanyalah derita yang tiada tahu kapan akan usai. Rasa takut, rasa marah, rasa benci dan kessal, rintihan dalam hati, serta jerit tangis kaki-kaki mungil yang tiada berdosa telah mewarnai sebagian kehidupan saudara kita. Mereka adalah saudara kita mana mungkin kita rela saudara kita ditindas dan menderita. Mungkin kita ingin marah, tapi itu semua bukan penyelesaian. Namun perih hati ini ingin terus selalu menghibur dan memberikan kebahagiaan pada semua saudara-saudaraku. Saudaraku bahagia, akupun ikut bahagia. Namun, jika saudaraku menderita. Itu juga akan menjadi penderitaanku. Semoga Allah swt. mendengarkan doaku yang tiada bisa berbuat banyak hal. Tapi kami semua yakin Indonesia tersenyum, Palestina bisa!

                                                                                                    Hormat saya,

                                                                                                    Hamba Allah