Hai, blossom-ku. Sudah lama tidak menumpahkan segala yang memenuhi pikiran. Padahal ingin sekali menceritakan segala resah, membagi sedikit kisah dan asa disini. Maaf ya sudah lama ingkar janji, padahal dulu pertama kali membuat blog ini, sudah janji pada diri sendiri untuk harus selalu cerita. Entah kenapa semakin dewasa, memang semakin banyak cerita, tapi semakin tidak ada energi untuk menceritakannya kembali. Seolah semua energi telah tumpah ruah habis untuk menghadapi cerita-cerita itu.
Gak nyangka ternyata sekarang aku sudah mendekati seperempat abad-ku, Blossom. Gak pernah menyangka bahwa kehidupan akan menjadi seabstrak dan semengejutkan ini. Tahun 2019 lalu merupakan salah satu tahun paling banyak kehilangan selama di hidupku yang hampir setengah abad ini. Bahwa pada akhirnya kita menyadari apa yang ada di dunia ini hanya titipan yang harus dijaga baik-baik. Bahwa semua yang ada di dunia ini hanya sementara. Bahwa segala rasa sedih, senang, kecewa, bahagia, resah, takut dan rasa apapun juga hanya sementara.
Tahun lalu, aku mendapati keluarga baru sekaligus kehilangan keluarga yang sedari kecil merawatku..
Allah itu Maha Adil.... Ia menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih indah.. Walaupun pada awalnya aku bertanya-tanya ada apa dibalik semua kejadian-kejadian tersebut. Walaupun ada sedih, ada bingung, ada marah yang menyelimuti hari-hari itu, tapi yang paling aku syukuri adalah aku masih punya mereka yang aku sadari atau tidak, sangat amat aku sayang dan menyayangiku. Baru kali itu aku merasakan hangat sehangat-hangatnya padahal sedang di situasi yang cukup khawatir. Baru kali itu merasa sangat dekat padahal sedang berjauhan. Aku rindu dan akan selalu rindu.
Saat ini, dunia sedang diselimuti ketakutak-ketakutakan, blossom. Dunia sedang membatasi ruang gerak, kita sedang bersama-sama mengambil jeda. Semua orang sedang berjuang dengan caranya masing-masing. Tapi yang juga patut disyukuri, di antara ketakutan-ketakutan itu, ada hal-hal baik yang juga mengiringi. Langitku disini berubah menjadi biru, bukan lagi abu-abu. Air kini menjadi bening, tidak lagi keruh. Rumah-rumah yang mungkin biasanya hanya menjadi tempat tidur tiap malam, kini dipenuhi tuannya yang sedang berkumpul untuk saling menjaga. Semoga semesta ini juga dipenuhi dengan do'a-do'a baik, semoga kita sebagai makhluk-Nya juga bisa selalu menjaga apa yang sudah Allah titipkan.
Yang pasti
dan perlu selalu diingat,
ini juga hanya sementara.
Semangat, ya?
Senin, 23 Maret 2020
Kamis, 08 Agustus 2019
Teruntuk teman-teman...
semuanya...
yang sedang dikelilingi tanggung jawab, tugas-tugas, pekerjaan yang belum juga terlihat titik terangnya. Yang sedang sedih, resah, gundah. Yang kepalanya penuh oleh berjuta pikiran dan hatinya sesak oleh bermacam kekhawatiran. Yang dirinya sedang berkecamuk, yang sedang lelah namun tiada waktu berleha-leha. Yang ingin mengambil jeda namun ingin tetap terus berkerja. Yang senantiasa merasa bingung, butuh sandaran. Yang sedang berjuang, sedang berusaha melawan segala nyeri. Yang merasa sendirian, merasa tidak diapresiasi, yang sedang diuji kesabarannya. Yang harus senantiasa senyum seharian padahal menyimpan tangis yang tertahan. Yang sedang rindu, rindu kampung halaman, rindu keluarga, rindu teman. Yang sedang rindu rumah namun tidak bisa pulang. Yang nikmat sehatnya sedang dicabut. Yang memiliki ekspektasi tinggi namun serta merta dikecewakan. Yang merasa harinya buruk, yang dikejar deadline tak berkesudahan.
......mari tarik nafas pelan, teman-teman. Jangan lupa makan, jangan lupa istirahat. Jangan lupa kalau tiap cerita butuh jeda, kalimat butuh koma, butuh titik. Tapi yang harus selalu diingat: "Kita tidak pernah (benar-benar) sendirian."
Mengambil jeda sekali-kali bolehlah.
Menangis sekali-kali boleh.
Tapi janganlah juga berlarut,
dan iringi jugalah dengan do'a.
ya?
semuanya...
yang sedang dikelilingi tanggung jawab, tugas-tugas, pekerjaan yang belum juga terlihat titik terangnya. Yang sedang sedih, resah, gundah. Yang kepalanya penuh oleh berjuta pikiran dan hatinya sesak oleh bermacam kekhawatiran. Yang dirinya sedang berkecamuk, yang sedang lelah namun tiada waktu berleha-leha. Yang ingin mengambil jeda namun ingin tetap terus berkerja. Yang senantiasa merasa bingung, butuh sandaran. Yang sedang berjuang, sedang berusaha melawan segala nyeri. Yang merasa sendirian, merasa tidak diapresiasi, yang sedang diuji kesabarannya. Yang harus senantiasa senyum seharian padahal menyimpan tangis yang tertahan. Yang sedang rindu, rindu kampung halaman, rindu keluarga, rindu teman. Yang sedang rindu rumah namun tidak bisa pulang. Yang nikmat sehatnya sedang dicabut. Yang memiliki ekspektasi tinggi namun serta merta dikecewakan. Yang merasa harinya buruk, yang dikejar deadline tak berkesudahan.
......mari tarik nafas pelan, teman-teman. Jangan lupa makan, jangan lupa istirahat. Jangan lupa kalau tiap cerita butuh jeda, kalimat butuh koma, butuh titik. Tapi yang harus selalu diingat: "Kita tidak pernah (benar-benar) sendirian."
Mengambil jeda sekali-kali bolehlah.
Menangis sekali-kali boleh.
Tapi janganlah juga berlarut,
dan iringi jugalah dengan do'a.
ya?
Rabu, 05 September 2018
Sedikit Coretan
Dan diantara angin malam
dingin,
menusuk,
menyeruak masuk..
Ada satu yang menghangatkan,
ia perbincangan,
dalam,
nyaman..
Lalu,
bagaimana dengan orang yang tinggal
pada perkotak-kotakan ibukota?
Dalam ruang yang luasnya hanya cukup
untuk menyimpan semua peluh yang tersisa seharian
padahal membawa segelumit cerita yang siap dibagi,
hingga akhirnya hari kembali pagi..
Maka,
coba katakan
dengan siapa lagi ia berbagi?
Selain dengan Tuhan-nya
dan dirinya sendiri?
dingin,
menusuk,
menyeruak masuk..
Ada satu yang menghangatkan,
ia perbincangan,
dalam,
nyaman..
Lalu,
bagaimana dengan orang yang tinggal
pada perkotak-kotakan ibukota?
Dalam ruang yang luasnya hanya cukup
untuk menyimpan semua peluh yang tersisa seharian
padahal membawa segelumit cerita yang siap dibagi,
hingga akhirnya hari kembali pagi..
Maka,
coba katakan
dengan siapa lagi ia berbagi?
Selain dengan Tuhan-nya
dan dirinya sendiri?
Jumat, 06 Oktober 2017
Sedikit cerita
Lagi-lagi
perihal kisah
yang belum sempat
tertuang disini
adalah justru
apa-apa
yang tertanam
begitu dalam
sampai lupa
apa-apa
yang terlanjur
tertanam dalam
lebih sulit
diangkat
hingga
akar-akarnya.
perihal kisah
yang belum sempat
tertuang disini
adalah justru
apa-apa
yang tertanam
begitu dalam
sampai lupa
apa-apa
yang terlanjur
tertanam dalam
lebih sulit
diangkat
hingga
akar-akarnya.
Sabtu, 01 Juli 2017
When I Know that I'm Old
When you're young,
thunderstorms seems scary.
Like the sky is
angry at you.
But now that I'm old,
something about its roar
soothes me;
it's comforting
to know that even nature
needs to scream sometimes.
- so do I, so do human
thunderstorms seems scary.
Like the sky is
angry at you.
But now that I'm old,
something about its roar
soothes me;
it's comforting
to know that even nature
needs to scream sometimes.
- so do I, so do human
Jumat, 30 Juni 2017
Ada Rindu
Ada rindu terpenjara lalu berubah menjadi sendu,
lalu aku beranjak hendak mengadu
dan kamu
hanya termangu
Ada rindu terpenjara
berubah menjadi debu
dan kamu
masih hanya termangu
lalu aku beranjak hendak mengadu
dan kamu
hanya termangu
Ada rindu terpenjara
berubah menjadi debu
dan kamu
masih hanya termangu
Kamis, 18 Desember 2014
3rd Semester Finally Over, Babe!
Astaga....udah lama banget nggak cerita-cerita di blog. Semenjak zaman maba ya hmm. Btw sekarang uti yang dulu bukan uti yang sekarang, uti yang sekarang bukan maba lagi. Uti yang sekarang sudah jadi mahasiswa tingkat dua, kawan. Betapa waktu memang tak henti berlari....
Kehidupan semester tiga sungguh berat, kawan....Tugas-tugas, ujian, praktikum, organisasi, kepanitiaan semua berebut minta menjadi prioritas. Seketika celotehan zaman-zaman maba dulu hanya sebatas butiran agregat halus jika dibandingkan sekarang. Mungkin celotehan ini juga akan hilang nggak ada arti sewaktu aku udah mulai tingkat tiga apalagi mulai nyusun skripsi. Selalu minta dikuatin, selalu berusaha sekuat tenaga untuk kuat. Tapi yang namanya batu pasti bakal pecah juga, diujung semester tiga ternyata uti tumbang...Mungkin seluruh lelah telah menumpuk, mungkin tubuh emang nggak bisa dibohongin hmm.
Tau kok nggak pantes banget buat ngeluh, masih banyak diluar sana yang usaha & pengorbanannya lebih hebat dibandingkan seorang ini... Nggak boleh ngeluh tapi nggak berarti harus berhenti berharapkan? Harapannya semoga usaha-usaha semester tiga ini berbuah manis ya, semoga berguna nggak harus untuk sekarang, tapi juga buat bekal pasca kampus. Semoga ya...semoga...aamiin...
Sekarang udah mau libur ya, mau nabung tidur dulu...Untuk bekal semester empat he-he. Ganbatte, 2013!
Kehidupan semester tiga sungguh berat, kawan....Tugas-tugas, ujian, praktikum, organisasi, kepanitiaan semua berebut minta menjadi prioritas. Seketika celotehan zaman-zaman maba dulu hanya sebatas butiran agregat halus jika dibandingkan sekarang. Mungkin celotehan ini juga akan hilang nggak ada arti sewaktu aku udah mulai tingkat tiga apalagi mulai nyusun skripsi. Selalu minta dikuatin, selalu berusaha sekuat tenaga untuk kuat. Tapi yang namanya batu pasti bakal pecah juga, diujung semester tiga ternyata uti tumbang...Mungkin seluruh lelah telah menumpuk, mungkin tubuh emang nggak bisa dibohongin hmm.
Tau kok nggak pantes banget buat ngeluh, masih banyak diluar sana yang usaha & pengorbanannya lebih hebat dibandingkan seorang ini... Nggak boleh ngeluh tapi nggak berarti harus berhenti berharapkan? Harapannya semoga usaha-usaha semester tiga ini berbuah manis ya, semoga berguna nggak harus untuk sekarang, tapi juga buat bekal pasca kampus. Semoga ya...semoga...aamiin...
Sekarang udah mau libur ya, mau nabung tidur dulu...Untuk bekal semester empat he-he. Ganbatte, 2013!
Langganan:
Postingan (Atom)